jump to navigation

Membangun media massa yang Bertanggung Jawab Desember 1, 2008

Posted by nitrosoxyde in Home.
trackback

Setiap hari, setiap jam di media cetak maupun elektronik setiap hari kita disuguhi berita yang membuat kita jenuh. Berita kekerasan, pembunuhan, kriminalitas, perceraian , gonta-ganti pasangan marak diberitakan di media massa dengan porsi yang berlebih. Ambillah contoh kasus Ryan si jagal dari jombang. Media terkesan mengekspoitasi berita ini menjadi semacam hiburan bagi pemirsanyadengan memberitakan secara detail peristiwa pembunuhan bahkan sampai pada hal-hal yang kurang penting Secara tidak sadar, kita digiring menuju ke arah pemakluman terhadap kejahatan dan hal-hal yang bersifat tabu lainnya. Dirasakan atau tidak Perasaan kita menjadi menjadi tidak peka karena telah terbiasa dengan pemberitaan-pemberitaan semacam itu. Bahkan sangat mungkin menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Yang lebih parah lagi datang dari teman saya sendiri, karena terlalu sering melihat berita perselingkuhan perceraian artis membuatnya merasa jengah untuk memikirkan tentang pernikahan. Dia menjadi trauma, jangan-jangan hal yang sama terjadi padanya apabila nanti dia menikah. Dan hal seperti itu saya rasa tidak hanya dirasakan oleh teman saya sendiri, tetapi mungkin orang lain juga. Sungguh hal yang memprihatinkan.
Di sinilah peran media massa dipertaruhkan, antara perannya untuk menyajikan berita yang akurat juga sebagai media yang mencerdasan masyarakat. Pemberitaan yang berlebihan tidaklah baik, apalagi tanpa disertai pesan-pesan moral. Karena ingin menampilan suatu yang live terlengkap agar banyak ditonton oleh pemirsanya, mereka lupa menelisik lebih jauh bagaimana akibat dari pemberitaan yang berlebihan seperti itu pada masyarakat. Semoga pemerintah segera memberikan penanganan terhadap masalah seperti ini misalkan ada semacam batasan tertentu terhadap berita, adegan-adegan atau gambar yang boleh diambil dan yang tidak, seperti pada kasus rekaman pilot adam air beberapa bulan yang lalu. Tidak bermaksud untuk membelenggu pers dengan membatasi ruang gerak mereka dalam memberitakan suatu berita. Tetapi segala sesuatu membutuhkan aturan-aturan untuk kebaikan bersama. Semoga

Komentar»

1. dtxc - Desember 1, 2008

benar sekali, kebebasan pers juga harus bertanggung jawab. saya sendiri sekarang sudah mengurangi nonton tv sebesar 80% dari dulu-dulu. lebih baik dihabiskan di depan komputer/laptop mengerjakan pekerjaan 😉

2. masdjoen - Januari 25, 2009

siapa yang menguasai informasi, dia akan menguasai dunia. kalo kita mampu, why not?? mari kita rebut TI kita hancurkan yang jahat jahat, biar termehek mehek mereka…. ada titipan salam dari popeye


Tinggalkan komentar